Pages

Friday, March 11, 2011

Musim

Aku lihat angin menampar awan
terburai rontok ke bumi
beburung pun terbang ke puncak
rerumput lemas dalam derasnya arus
siang menghitung nasib
malam diselimutkan kedinginan
banyak hayat terapung
berarak menuju ke kuala
keruh dengan pasrah dan airmata.

Aku lihat langit terpadam
kelam menewaskan mentari
bumi terlindung tanpa warna
musim menduga kembali
tertulis sebagai takdir.
Aku lihat diriku
basah di dalam cermin
dilukis hujan yang kasih
lebat mencabar laman
dan kehidupan.

Aku mendengar mereka menyanyi
lagu tradisi bila air disisir
sebuah penantian.

No comments:

Post a Comment